FOOD STORY2

"these are stories about food in crucial life"

banner FS2

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Monday, June 21, 2010

Takdir

Kau takan pernah tau tentang esok
Sperti kau tak tau
Tentang hati
Dan Rabb-mu
Berbuat menurut yang Ia kehendaki

Entah apa yang sembunyi 
Di balik pelangi

Bersabarlah..
Atas takdir yang ada
Qaddarallah wa maa syaa'a fa'ala'

Sunday, June 20, 2010

Sida rhombifolia's story

Tanaman Sida rhombifolia L. memiliki kandungan flavonoid yang diketahui dapat berfungsi sebagai antigout atau penghambat asam-urat. Untuk dapat menghambat terbentuknya asam urat, terlebih dahulu harus diketahui mekanisme penyakit tersebut. Asam urat atau gout disebabkan oleh penumpukan kadar asam urat dalam darah sehingga dapat menyebabkan peradangan/pembengkakan. Setelah mengetahui mekanisme penyakit, ditentukan selanjutnya bahwa untuk mengobatinya kadar asam urat yang ada dalam darah harus diturunkan dan pengobatan peradangan.
 Kadar asam urat dapat diturunkan dengan sifat diuretik pada obat, sedangkan peradangan dapat diobati dengan adanya antiinflamasi.

Pada tubuh, enzim Xanthin oxidase mengkatalisis oksidasi xanthin menjadi asam urat, maka enzim in harus dihambat untuk menurunkan kadar asam urat. Ekstrak flavonoid dari sidaguri mengikuti pola Michaelis-Menten, sebagai inhibitor kompetitif dari xanthin oxidase. Sesuatu dapat menjadi inhibitor jika dapat menghambat lebih dari 50% enzim yang bersangkutan.

Pada penelitian (dosen sayah) dilakukan uji perbandingan efektivitas ekstrak kasar flavonoid dengan hasil dari fraksinasinya. Ternyata,

Mengapa langit biru di siang hari, knapa Merah di sore hari??

Ketika siang hari, sinar matahari berada sangat dekat dengan bumi. Energi yang diradiasikan olehnya pun sangat tinggi sehingga dapat memecah partikel2 yang berada di udara menjadi partikel yang lebih kecil. Partikel yang kecil ini berperan dalam menghamburkan sinar yang berfrekuensi tinggi atau berpanjang gelombang pendek, yaitu sinar biru. That’s why. Simpel yak??
Yaiyalah,, wong sayah ga tw lagih begimana cerita panjangnya..

Kalo warna merah di sore hari,, senangkep sayah karna sinar matahari uda gak cukup kuat untuk menghancurkan partikel besar di atmosfer,, jadi partikel besar tersebut menghamburkan warna merah dari cahaya yang panjang gelombangnya lebih besar, 

yaitu warna merah…

Jadi inget yaaa kalo mejikuhibiniu itu urutan panjang gelombangnya dimulai dari

Saturday, June 19, 2010

Mengapa Susu Baik Buat Tulang??

bismillah
Susu adalah sumber kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Namun, kalsium yang ada dalam susu ternyata berbeda pengaruhnya dengan kalsium yang ada dalam tahu pada pertumbuhan tulang. Sebagai bahan makanan yang kaya akan kalsium (904 mg kalsium per 100 g susu bubuk), ternyata daya serap susu oleh tubuh cukup tinggi, yaitu sekitar 40 persen. Berbedanya daya serap oleh tubuh ini dikarenakan susu mempunyai faktor-faktor pendukung yang dapat membantu penyerapan kalsium seperti vitamin D, asam amino lisin dan arginin, juga laktosa yang hampir tidak ada pada bahan makanan lain yang mengandung kalsium.
Sedangkan pada tahu (100 gram tahu mengandung 223 mg kalsium) tidak ditemukan faktor pendukung penyerapan kalsium seperti pada susu. Beberapa faktor penghambat penyerapan kalsium, yaitu oksalat, fitat, berbagai bentuk serat makanan, dan lemak jenuh dilaporkan dapat menurunkan penyerapan kalsium.

 

Pati dan Karakteristik Pati Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati disusun oleh unit D-glukopiranosa. Pati terdir dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Frksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut amilopektin. Amilosa memiliki struktrur lurus yang dominan dengan ikatan α-(1,4)-D-glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan α-(1,6)-D-glukosa (Winarno 2008). Sifat-sifat fisik dan kimia pati berbeda-beda, bergantung pada bahan dasarnya. Perbedaan tersebut menentukan kesesuaian penggunaannya untuk bahan olahan pangan dan nonpangan (Widodo et al. 2005). Sifat pati dan parameter proses saling berinteraksi dalam proses produksi dan hal tersebut menentukan komposisi produk akhir yang selanjutnya akan menentukan kespesifikan arah dan nilai pemanfaatannya (La Ega 2002). Sifat fungsional pati yang penting adalah

STABILITAS PIGMEN KLOROFIL

Klorofil adalah pigmen pemanen yang paling utama dalam tanaman hijau, alga, dan bakteri fotosintetik. Klorofil adalah kompleks magnesium dari porfin. Porfin adalah struktur makrosiklik jenuh yang berisi empat cincin pirol yang dihubungkan oleh satu jembatan karbon (Fennema 1996). Berikut adalah gambar struktur klorofil.


 -blom nongol-
Gambar2. Struktur klorofil (Fennema 1996)


Klorofil dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam bahan pangan. Pigmen alami dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk strukturnya, yaitu senyawa yang tersusun dari ikatan rangkap terkonjugasi, contohnya karotenoid dan antosianin, dan senyawa dengan cincin porfirin terkoordinasi logam (tersusun dari ikatan rangkap terkonjugasi), pigmen klorofil masuk kedalam kelompok ini (Hartoyo A et al 2010).
Klorofilase merupakan satu-satunya enzim yang dapat mengatalis degradasi klorofil. Derivat klorofil yang terbentuk ketika dilakukan proses pemanasan dapat dikelompokkan menjadi dua, berdasarkan ada/tidaknya atom magnesium di tengah tetrapirol. Derivat yang mengandung Mg berwarna hijau, sedangkan yang tidak mengandung Mg berwarna kecoklatan. Jika ada ion seng atau tembaga, akan terbentuk kompleks seng atau tembaga yang berwarna hijau. Atom magnesium pda klorofil mudah digantikan oleh ion hidrogen, yang akan menghasilkan warna coklat feofitin. Reaksi ini merupakan reaksi irreversible dalam larutan air (Fennema 1996).
Degradasi klorofil pada jaringan sayuran dipengaruhi oleh pH. Pada media basa (pH 9), klorofil sangat stabil terhadap panas, sedangkan pada media asam (pH 3) tidak stabil. Penurunan satu nilai pH yang terjadi ketika pemanasan jaringan tanaman melalui pelepasan asam, hal ini mengakibatkan warna daun memudar setelah pemanasan. Penambahan garam klorida seoerti sodium, magnesium, atau kalsium menurunkan feofitinisasi, karena terjadi pelapisan elektrostatik dari garam (Fennema 1996).
Pigmen klorofil bisa digunakan untuk memberi warna pada cendol dan cincau (warna dari daun suji)


DAFTAR PUSTAKA
Fennema OR. 1996. Food Chemistry. New York: Marcell Dekker Inc.
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: MBrio Press

Reaksi Pencoklatan Enzimatis dan Non-enzimatis

Reaksi pencoklatan browning terdiri dari reaksi pencoklatan enzimatis dan non-enzimatis. Reaksi pencoklatan enzimatis biasa terjadi pada buah-buahan dan sayur-sayuran yang memiliki senyawa fenolik. Senyawa ini berfungsi sebagai substrat bagi enzim polifenoloksidase (PPO/1,2-benzenediol/oxygen oxidoreductase; EC 1.10.3.1). Terdapat berbagai macam senyawa fenolik, yaitu katekin dan turunannya (tirosin), asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin.
Pada jaringan tanaman, enzim PPO dan substrat fenolik dipisahkan oleh struktur sel sehingga tidak terjadi pencoklatan. Untuk memicu terjadinya reaksi pencoklatan, harus ada reaksi antara enzim PPO, substrat fenolik, serta oksigen. Reaksi pencoklatan megubah struktur kuinol menjadi kuinon, seperti pada gambar berikut ini.




Kuinol Kuinon
Sumber: Fennema OR (1996)
 Untuk mengontrol pencoklatan enzimatis dapat dilakukan inaktifasi PPO dengan panas, penghambatan PPO secara kimiawi (dengan asidulan, pengaturan pH, pengkelat, atau kofaktor esensial yang terikat pada enzim), agen pereduksi (asam askorbat & eritrobat), pengurangan oksigen (pengemasan vakum, perendaman gula, pelapisan edible film), enzim proteolitik, ataupun dengan madu (Hartoyo A et al 2010).
Reaksi pencoklatan non-enzimatis yaitu karamelisasi, reaksi Maillard, dan pencoklatan akibat vitamin C. Namun, hanya akan dibahas karamelisasi dan reaksi Maillard saja. Warna coklat karamel didapat dari pemanasan larutan sukrosa dengan amonium bisulfat seperti yang digunakan pada minuman cola, minuman asam lainnya, produk-produk hasil pemanggangan, sirup, permen, pelet, dan bumbu kering. Larutan asam (pH 2-4,5) ini memiliki muatan negatif (Fennema 1996). Terdapat tiga kelompok karamel, yaitu karamelan, karamelen, dan karamelin, yang masing-masing memiki bobot molekul berbeda(Hartoyo A et al 2010).
Reaksi Maillard terjadi antara gugus amin (asam amino) dan gula pereduksi (gugus keton atau aldehidnya). Pada akhir reaksi terbentuk pigmen coklat melanoidin yang memiliki bobot molekul besar. Reaksi yang diawali dengan reaksi antara gugus aldehid atau keton pada gula dengan asam amino pada protein ini membentuk glukosilamin. Selain gugus aldehid/keton dan gugus amino, faktor yang memengaruhi reaksi Maillard, adalah suhu, konsentrasi gula, konsentrasi amino, pH, dan tipe gula.
Berkaitan dengan suhu, reaksi ini berlangsung cepat pada suhu 100oC namun tidak terjadi pada suhu 150oC. Kadar air 10-15% adalah kadar air terbaik untuk reaksi Maillard, sedangkan reaksi lambat pada kadar air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Pada pH rendah, gugus amino yang terprotonasi lebih banyak sehingga tidak tersedia untuk berlangsungnya reaksi ini. Umumnya molekul gula yang lebih kecil bereaksi lebih cepat dibanding molekul gula yang lebih besar. Dalam hal ini, konfigurasi stereokimia juga memengaruh, misalnya pada sesama molekul heksosa, galaktosa lebih reaktif dibanding yang lain (Hartoyo A et al 2010).




DAFTAR PUSTAKA
Fennema OR. 1996. Food Chemistry. New York: Marcell Dekker Inc.
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: MBrio Press