FOOD STORY2

"these are stories about food in crucial life"

banner FS2

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sunday, August 22, 2010

Home » » Casein & Gluten Free for Autism, Why?

Casein & Gluten Free for Autism, Why?

Bertanya-tanya, mengapa anak-anak autis ga boleh makan makanan yang mengandung casein dan gluten ya?

Menurut Departemen Kesehatan (2004), kasus autisme di Indonesia sebenarnya mulai ditemukan sejak tahun 1992. Cuma aja sayah baru bertanya2 sekarang (telat tp gpp deuh), apa yang terjadi pada tubuh anak autis sehingga harus menjaga diet khususnya dari casein dan gluten? Ini sayah kutip2in jawaban para ahli.

Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni, ahli gizi yang menjabat sebagai Kepala Bidang Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, menyatakan bahwa "Kelainan pencernaan yang ditemukan pada anak autis adalah adanya lubang-lubang kecil pada saluran pencernaan, tepatnya di mukosa usus."  Beliau melanjutkan bahwa casein dan gluten ternyata merupakan protein yang paling susah dicerna karena termasuk asam amino pendek yang sering disebut peptida. Peptida dalam keadaan normal biasanya hanya diabsorbsi sedikit dan sisanya dibuang, namun karena adanya kebocoran mukosa usus menjadikannya masuk ke dalam sirkulasi darah.
"Di dalam darah peptide ini hanya sebentar, karena sebagian dikeluarkan lewat urin dan sisanya masuk ke dalam otak yang dapat menempel pada reseptor opioid di otak," katanya. Nantinya, peptide itu akan berubah menjadi morfin yang dapat memengaruhi fungsi susunan syaraf dan dapat menimbulkan gangguan perilaku. Morfin yang berasal dari gluten disebut gluteomorphine, sedangkan yang berasal dari casein disebut casomorphine. Dr. Melly Budiman, ahli saraf di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (sayah kutip dari Gatra.com), berkata, "Kalau banyak morfin di otak, tentu sangat tidak baik bagi kondisi otak."

Diet makanan yang disarankan untuk penderita autisme sebenarnya tidak hanya casein free dan gluten free. Menurut Dr. Melly ''Tiap anak berbeda-beda dietnya.'' TACA (Talk About Curing Autism) menambahkan bahwa kedelai/kacang2an lain, jagung, dan telur juga merupakan pemicu terjadinya alergi pada anak autis.

Diet bebas gluten dan casein itu sebenarnya merupakan terapi penunjang yang tidak dapat bersifat langsung menyembuhkan autisme, namun diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan.

*Namun ada penelitian yang menyimpulkan bahwa gluten dan casein memengaruhi perilaku anak (penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang oleh Dr dr Sri Achadi Nugraheni 2008), ada juga penelitian yang menyimpulkan bahwa diet gluten dan casein tidak berkaitan dengan sifat agresif penderita autisme dan kinerja usus mereka (penelitian di University of Rochester, New York, Amerika Serikat yang dipimpin Dr. Susan Hyman 2010). Haha, ikhtilaf ya?? Beda sampel kali ya, yang bikin hasilnya beda. Kata Bu Hyman-nya sih kira2 gini, "Banyak faktor yang memengaruhi hasil ini. Harus dicari tahu terapi apa yang paling efektif pada masing2 anak."

Kalo udah ada penelitian terbaru yang lain tentang autisme, tell me ya... Spanjang yang saya tau, TACA masih menerapkan terapi diet gluten free casein free (GFCF diet) ini.

>>Klik di sini untuk melihat berita penelitian Dr. Susan Hyman
>>Klik di sini untuk melihat berita penelitian Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni

0 comments:

Post a Comment

CMIIW or gimme some infos! Sorry i dont support anonymous.. Tell me sumthin worth please. Thx